RS PKU Muhamadiyah Yogyakarta dan Gamping Muliakan Pasien
SLEMAN — RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta kini berusia 95 tahun dan RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, berusia 9 tahun. Puncak miladnya telah berlangsung pada Minggu, 22 April 2018 di RS PKU Muhamadiyah Gamping.
Pada puncak miladnya itu, diadakan donor darah, senam sehat dan sepeda gembira. Juga pemberian penghargaan bagi karyawan dan tenaga kesehatan yang telah mengabdi selama 15, 20, 25, 30 dan 35 tahun tanpa terputus.
Menginjak usia menjelang satu abad ini, keluarga besar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping cukup bangga dari wujud gerakan yang diprakarsai KH Sudja’ — murid KHA Dahlan — yang awal gerakannya bernama Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO).
Kehadirannya dapat dirasakan dan betul-betul menjadi teladan bagi siapapun. “Karena terbentuknya amal usaha ini adalah memang sebagai sarana dan peranan dakwah amar makruf nahi Munkar,” kata dr H Moh Komarudin, SpA, Dirut RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (24/4/2018).
Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, mengatakan, RS PKU Muhammadiyah di seluruh Indonesia sebenarnya sudah berusaha sesyariah mungkin.
Dan sekarang ini, disampaikan Yunahar Ilyas, sudah ada panduan dari Badan Standarisasi Nasional untuk menjadi RS Syariah, maka harus mengacu dari berbagai segi.
Bagi Yunahar, tidak hanya obat halal saja. Melainkan juga dari sumber keuangan harus menggunakan Bank Syariah dan lain-lain.
“Untuk itu, RS PKU Muhammadiyah harus mengikuti persyaratan yang diberlakukan itu,” kata Yunahar Ilyas, Dewan Pengawas Syariah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Disampaikan Safiqullatif Abdillah, Manajer Mutu RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dengan adanya sertifikat syariah diharapkan pelayanan rumah sakit lebih memuliakan pasien: untuk pasien perempuan perawatnya perempuan dan pasien laki-laki perawatnya juga laki-laki.
Sementara itu, Prof Dr H Zamroni, MSc, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, melalui Ir Ismudiyanto (anggota BPH RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta), mengatakan, nilai kritis yang terlontar kepada rumah sakit oleh masyarakat dewasa ini, cukuplah menggelitik dan tajam.
“Kritikan itu di antaranya, rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan cenderung kehilangan dimensi kemanusiaan dan mengarah kepada kehidupan manusia yang materialistis dan konsumerisme sebagai imbas dari perkembangan sistem kapitalisme,” kata Ismudiyanto.
Untuk itu, harapan masyarakat kepada pelayanan kesehatan itu, tak lain adalah mendapatkan pertolongan yang layak dan bersifat manusiawi.
Ditambahkan dr H Moh Komarudin, SpA, beragam kritik dari masyarakat yang disampaikan kepada rumah sakit adalah pelayanan kurang bermutu, birokratis dan bertele-tele, disiplin dokter yang rendah, petugas tidak ramah, sarana dan prasarana kurang memadai, dan lain-lain.
“Kritik itu harusnya dipandang dalam makna yang positif sebagai kritikan sehat dan konstruktif untuk menata dan mengembalikan rumah sakit sebagai media pelayanan publik yang humanistik, variatif dan memprioritaskan pada keselamatan, kesembuhan dan kenyamanan,” kata Komarudin.
Dirut RS PKU Muhammadiyah Gamping, dr H Ahmad Faesol, Sp.Rad, MKes, MMR, menjelaskan, RS PKU Muhamadiyah Gamping pada 2 April 2018 telah bekerjasama dengan BPJS terkait pelayanan jantung terpadu. Selain itu, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta berhasil melewati survey sertifikasi syariah dan mendapatkan sertifikat Rumah Sakit Syariah dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 10 April 2018 di Jakarta.
Menurut Ahmad Faesol, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Gamping akan mempersiapkan diri untuk mengikuti survey Standar Nasional Rumah Sakit (SNARS).
Ke depan, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Gamping secara terus-menerus berupaya melakukan peningkatan mutu pelayanan dengan semangat pengabdian.
Ketua PP Muhammadiyah, dr Agus Taufiqurrahman, mengatakan, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping siap menghadapi berbagai perubahan agar dapat bertahan dan semakin berkembang. “Sehingga mampu membawa kemajuan, unggul dan Islami,” kata Agus Taufiqurrahman yang menambahkan unggul dan Islami itu bagaikan matauang yang angka dan gambarnya tidak terpisahkan. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow