Pandemi Covid-19 Menunjukkan Kebesaran Allah SWT

YOGYA – Orang beriman akan merasa selalu diawasi Allah SWT. Bila keimanan kuat, maka akan selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Hal tersebut disampaikan Prawoto, S.Ag., M.K.M., dalam Pengajian Rabu Pahing RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (4/8).

Dalam pengajian bertemakan “Iman dan Ilmu Meningkatkan Kualitas Diri di Masa Pandemi Covid-19”, Prawoto yang juga Ketua Layanan Rukti Jenazah Husnul Khotimah menguraikan makna iman. “Yang berarti meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan,” papar Prawoto.

Menurut Prawoto, beriman kepada Allah SWT berarti membenarkan dengan hati bahwa Allah SWT itu benar-benar ada atau wujud dengan segala sifat-sifat dan kesempurnaanNya.

“Pengakuan tersebut diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata,” papar Prawoto. Yakni, dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.

Di masa pandemi Covid-19 ini, seorang mukmin mesti memanfaatkan sebagai sarana muhasabah, baik pada diri sendiri, keluarga, ataupun masyarakat tentang telah dilakukan selama ini. “Karena apa yang terjadi ini tidak bisa lepas dari perbuatan dan dosa-dosa manusia,” jelasnya.

Seperti terkandung dalam Al Quran surat An Nisa’ ayat 79, yang intinya adalah bencana yang menimpa manusia berasal dari kesalahannya sendiri. “Jadi sudah seharusnya kita sebagai orang beriman bisa merenungkan kembali perbuatan selama ini,” tutur Prawoto.

Tidak hanya dengan muhasabah, tiap manusia harus bisa sadar akan posisinya setelah tertimpa musibah atau bencana. Dalam pandemi Covid-19 ini Allah SWT menunjukkan kekuasaanNya, kekuatanNya, serta keperkasaanNya di hadapan manusia agar sadar bahwa mereka merupakan makhluk yang lemah.

Prawoto mengajak umat muslim untuk selalu berserah diri atau bertawakal kepada Allah SWT. “Menyerahkan segala urusan dan menyandarkan hati hanya kepada Allah SWT semata setelah berikhtiar,” katanya.

Ia berharap kaum muslim senantiasa sabar dan syukur dalam menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan maupun menyenangkan. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Affan Safani Adham