Abdul Mu’ti: Jadikan Al Qur’an Inspirasi untuk Maju

Abdul Mu’ti: Jadikan Al Qur’an Inspirasi untuk Maju

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN — Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. mengajak kepada semua warga Muhammadiyah untuk merefleksikan merefreshing perjalanan panjang Rumah Sakit PKU Muhammadiyah yang sudah mencapai satu abad ini. Ajakan ini disampaikan dalam acara Tabligh Akbar Milad Satu Abad RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan dan Milad ke – 14 tahun RS PKU Muhammadiyah Gamping, pada Selasa (14/2) di Aula Masjid KH. Sudja PKU Gamping.

Dalam tausyiahnya, Mu’ti menjelaskan jika refleksi dapat dimaknai dalam tiga hal, yakni muhasabah (melihat ke dalam diri sendiri), muzakarah (mengingat kembali yang sudah dilakukan), dan munadarah (mengkaji melihat jauh ke depan atas apa yang akan dilakukan).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Tiga proses itu menurut saya bagian penting dari makna kita menyelenggarakan milad pada hari ini,” ucapnya.

Mu’ti berkaca dari sejarah awal pendirian PKU, dimana kelahirannya merupakan bagian dari perintah Al Qur’an. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Bahagian PKU saat itu KH Sudja menggagas pendirian rumah sakit, panti asuhan, dan rumah miskin. Namun, gagasannya itu ditertawakan oleh orang – orang sekitar, sehingga Kiai Sudja membela diri dengan berujar bahwa di Al Qur’an ada perintah untuk menolong orang lain yang kesusahan, tapi ada sebagian dari umat Islam tidak mengamalkannya.

Selain itu, Kiai Sudja juga membandingkan dengan gerakan amal yang sudah dilakukan oleh kelompok agama lain sudah memiliki rumah sakit, panti asuhan dan rumah miskin.

“Ini menjadi spirit bahwa ketika Muhammadiyah mendirikan Amal Usaha itu spirit yang pertama adalah spirit Al Qur’an,” lanjutnya.

Spirit yang dilakukan oleh Kiai Sudja itu menunjukkan Al Qur’an di tangan tokoh dan pendiri Muhammadiyah bukan hanya menjadi wahyu illahi saja dan sebagai alat untuk mendapat ketenangan spiritual. Tetapi juga menjadi inspirasi bagi umat Islam dan khususnya Muhammadiyah untuk mencapai kemajuan.

Spirit Al Qur’an ini juga menjadi inspirasi yang pada tahun 1923, Muhammadiyah berhasil mendirikan rumah sakit pertamanya, yang kini disebut RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta.

“Maka, menurut saya, disebut amal itu karena memiliki dimensi ubudiya atau yang kita laksanakan itu tidak sekedar mencari profit, tidak sekedar kita bekerja, tapi sesungguhnya kita beramal. Adapun, dinamai usaha itu awalnya merupakan bagian dari ikhtiar tapi dalam perkembangannya menjadi sisi pembeda di mana amal usaha dikelola dengan prinsip profesional,” jelas Mu’ti.

Oleh karena itu, Mu’ti menegaskan jika pelayanan AUM merupakan gerakan yang berorientasi non-profit tetapi pelaksanaannya dimaknai sebagai bagian dari amal dan amal tersebut merupakan aktualisasi dari keimanan. Tidak hanya itu, sisi lain yang menarik dari pelayanan yang diberikan oleh AUM adalah inklusif, meski milik Muhammadiyah tetapi pelayanan rumah sakit, sekolah dan lain sebagainya diperuntukkan bagi semua tanpa terkecuali. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait