Bagaimana Mengatasi Siklus Hidup Lemah, Kuat, Lalu Lemah Lagi?

Bagaimana Mengatasi Siklus Hidup Lemah, Kuat, Lalu Lemah Lagi?

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN โ€“ Siklus hidup dari lemah, kuat, lalu lemah lagi adalah sunatullah. Sudah diatur Allah SWT. Bahkan secara khusus termaktub dalam firman di Al Qurโ€™an, Surah Ar Ruum ayat 54. Tapi, bisakah itu diatasi?

Topik ini dibahas Pengajian ke-3 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sleman, DIY, dengan tema โ€œBertambah Umur, Mengapa Fisik Tidak Seperti Duluโ€, Rabu (25/8) secara virtual. Materi disampaikan Ustadz dr. H. Muhammad Ariffudin, Sp.OT., dokter RSU PKU Muhammadiyah Gamping dan Ketua Majelis Tabligh PDM Sleman.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Tiga pertanyaan menarik dari jamaโ€™ah di akhir sesi mengarah kepada bagaimana upaya manusia untuk hal tersebut. Yakni: 1) Apakah ada tips memperkuat tulang?; 2) Mengapa orang aktif berorganisasi lebih mempunyai umur panjang?, 3) Nabi Muhammad mulai berperang di usia 50-an, apa resepnya masih kuat perang?

Ustadz Ariffudin menyitir firman Allah dalam Surah Ar Rum ayat 54. Bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dengan siklus tiga fase, yaitu lemah, kemudian kuat, lalu Allah jadikan setelah kuat itu kembali lemah dan beruban. Allah menciptakan apa yang dikehendaki dan MahaMengetahui lagi MahaKuasa.

Ketika awal mula manusia diciptakan dan berkembang di dalam rahim kehidupan sangat tergantung pada plasenta, termasuk proses pernafasan. Kebutuhan janin akan terpenuhi melalui suplai makanan, minuman, dan oksigen dari ibu yang mengandungnya.

Saat bayi terlahir ke dunia dalam keadaan lemah maka membutuhkan berbagai bantuan orang-orang sekelilingnya. Di awal kehidupan, bayi belum bisa makan sendiri, mandi, duduk, berjalan, berlari, apalagi melakukan banyak hal lain.

Pada fase anak-anak, manusia belum memiliki kekuatan besar karena otot dan tulang masih kecil. Meski demikian, senyuman anak-anak merupakan senyuman yang jujur, sehingga selalu disenangi semua orang.

Manusia akan beranjak pada fase dewasa dan kuat. Pada masa ini manusia dapat melakukan aktivitas-aktivitas berat, seperti mendaki gunung, bermain bola, dan lain sebagainya.

Seiring bertambahnya umur, fisik manusia akan lemah kembali. Manusia akan mulai mengalami sakit, bungkuk, beruban, dan renta. Hal ini disebabkan berkurangnya kepadatan tulang manusia, bahkan di usia sekitar 70 tahun tulang manusia mulai mengalami keropos.

โ€œSaya berikan satu contoh hadits riwayat Bukhari yang mengingatkan tentang umur kita. Rasulullah bersabda, ketika manusia telah mencapai usia 60 tahun, masih lebih memikirkan dunia dari pada akhirat maka tidak ada lagi alasan bagi seseorang yang di akhirkan ajalnya,โ€ katanya.

Pada sesi tanya jawab ada tiga pertanyaan dari jamaโ€™ah:

  1. Dari Muhaga_official8. Apakah ada tips untuk memperkuat tulang?

Jawaban: Sejak usia muda disarankan untuk rutin mengkonsumsi susu, dan susu terbaik adalah susu sapi asli, serta olahraga rutin. Ketika memasuki usia mulai tua, tetap rutin minum susu sapi dan olahraga yang teratur, terukur, serta sesuai umur.

  1. Dari RidwanWijiyanto. Assalamuโ€™alaikum, izin bertanya pak dokter, kenapa orang yang aktif dalam berorganisasi lebih mempunyai umur panjang/awet enom (contohnya pak Is dan pak Tuyahmin)?

Jawaban: Prinsipnya ya ikut aktif, yang muda-muda juga bisa ikut aktif dan tidak harus nunggu tua. Setelah pension tidak boleh langsung mandeg, memori dan otak kalau terus dipakai dan distimulasi insya Allah akan tetap baik.

  1. Dari Kajian Ahad Pagi PCM Seyegan. Izin tanya, kalau kita lihat sejarah Nabi Muhammad itu mulai perang di usia 50-an, kira-kira resepnya nopo nggih masih kuat berperang?

Jawaban: Orang-orang pada zaman dahulu itu makan karbohidratnya dari gandum, bedakan karbohidrat kita nasi. Mereka juga makan daging, minum susu kambing, susu unta, sari kurma, madu, dan olahraga-olahraga seperti naik kuda, memanah, dan usaha-usaha lainnya. Nah, kalau sekarang, jangan terlalu banyak makan karbohidrat, minum susu dan olah raga rutin, serta bisa juga aktif di Muhammadiyah. (*)

Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait