Selamat Menghadap Rab-Mu Wahai Perawat Terbaik PKU Bantul Dan Pejuang Muhammadiyah yang Gigih
BANTUL — Perawat Ika Purwandari, wafat pada Rabu, 24 Mei 2018 pukul 11.50 WIB di RSUP Dokter Sardjito Yogyakarta.
Mbak Ika, begitu biasa kami memanggil almarhumah, adalah sosok wanita muslimah yang memberi banyak teladan dalam perjalanan hidupnya.
Sejak kecil, telah terbiasa didik dengan akhlaq mulia oleh orangtuanya. Budi pekerti dan akhlaq mulia yang memancar pada kepribadian mbak Ika, menyebabkan ia tidak hanya baik, namun juga dicintai dan disayangi oleh banyak orang.
Sewaktu sekolah di SMP Muhammadiyah Imogiri, Bantul, mbak Ika adalah siswi yang cerdas sekaligus terpilih sebagai mayoret drumband di sekolah tersebut.
Orangtuanya sangat sayang sejak mbak Ika masih kecil hingga mbak Ika sudah menikah. Maka, ketika mbak Ika meninggal dunia, orangtuanya merasa sangat kehilangan dan memohon agar jenazahnya dimakamkan di kampung tempat mbak Ika dilahirkan.
Oleh teman-teman perawat, juga oleh para pegawai PKU Bantul — bahkan oleh pelanggan — mbak Ika dikenal sebagai perawat yang ramah, murah senyum, gapyak, cekatan dan komunikatif. Yang luarbiasa, beliau sangat menekankan disiplin dan menghargai waktu. Beliau setiap kali masuk kerja selalu datang awal waktu, bahkan tiga puluh menit sebelumnya sudah sampai ditempat tugas. Beliau tidak ingin datang tergesa-gesa dan tidak ingin membuat susah orang lain karena harus menunggu kehadirannya. Luar biasa.
Mbak Ika juga pribadi yang memiliki jiwa sosial dan pengorbanan yang tinggi. Ketika kejadian gempa Bantul dan Klaten pada tahun 2006, almarhumah benar-benar totalitas mengabdi dan menolong orang lain yang menderita. Siang-malam waktunya dicurahkan untuk membantu orang lain. Ketika masuk siang — waktu sebelum tugas jaga siang — paginya ia gunakan untuk menolong orang lain yang butuh pertolongan akibat gempa.
Mbak Ika seperti tidak punya capek, bahkan selalu semangat dan menyemangati orang lain. Bahkan, ketika gempa sudah usai dan kehidupan sudah mulai normal kembali, mbak Ika bersama dokter dan tim RSU PKU Muhammadiyah Bantul, hampir tiap hari mengunjungi cabang dan ranting Muhammadiyah di Bantul hingga ke kabupaten Klaten untuk menemui para korban yang masih membutuhkan pertolongan. Hal ini beliau lakukan satu tahun lebih setelah kejadian gempa.
Mbak Ika juga punya komitmen yang tinggi untuk aktif berdakwah melalui persyarikatan Muhammadiyah. Ketika ada kegiatan Muhammadiyah dan Aisyiyah, beliau selalu terlibat. Juga aktif membina pengajian ibu-ibu di tempat tinggalnya, juga ibu-ibu PKK.
Ketika beberapa kali saya mengisi pengajian yang diadakan oleh PCM Jetis, Bantul, beliau selalu hadir dan menyapa saya. Bersama suaminya, bahkan menyediakan rumah dan kios beliau untuk membuka usaha TokoMu yang merupakan amal usaha Muhammadiyah Cabang Jetis.
Pasangan muda kader Muhammadiyah ini, menyadari betapa pentingnya Muhammadiyah dan ummat Islam harus bangkit untuk mandiri secara ekonnomi dan berjaya di bidang ekonomi dan bisnis. Maka, ia relakan bagian depan rumahnya untuk menggerakkan ekonomi ummat dengan membuka warung atau TokoMu.
Beberapa minggu terakhir sebelum wafat, mbak Ika cerita di status FB-nya tentang toko Muhammadiyah ini, “Semoga teman-teman aktifis Muhammadiyah Jetis terus bersemangat meneruskan jihad di bidang ekonomi ini.”
Mbak Ika juga pribadi yang istiqomah dan insya Allah ikhlas dalam beramal.
Sejak pertama kali bekerja di PKU Muhammadiyah Bantul dan berstatus pegawai kontrak, beliau adalah pribadi yang baik dan pegawai yang kinerjanya tidak diragukan. Dan setelah diangkat jadi pegawai tetap, beliau tidak menurunย kinerjanya. Bahkan, semakin meningkat kualitasnya. Selalu ceria dan semangat dalam bekerja adalah akhlaqnya.
Selasa kemarin, ketika saya sedang tugas di RS PKU Muhammadiyah Cepu, Jawa Tengah, saya mendapat kabar bahwa beliau masuk rumah sakit dan akhirnya harus dirujuk ke RSUP Sardjito pasca SC.
Rabu siang, para direksi sepakat sore hari setelah pulang kerja, kami akan bersama-sama menjenguk mbak Ika di RSUP Dr Sardjito.
Tapi, Allah SWT menghendaki lain. Sebelum sore kami menjenguk almarhumah, tiba-tiba pada saat bakda sholat Dhuhur, kami dapat kabar duka bahwa mbak Ika telah dipanggil oleh Allah SWT sekitar pukuk 11.55 WIB. Para direksi, pejabat, perawat dan seluruh keluarga RS PKU Muhammadiyah Bantul berduka. Innalillahi wa innaa ilaihi roji’un.
Setelah bermusyawarah dengan suami almarhumah dan orangtuanya, disepakati jenazah akan dimandikan dan disholatkan di RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Sekitar pukul 14.00 WIBย jenazah tiba di RS PKU Muhammadiyah Bantul dan disambut dengan tangis haru para perawat dan pegawai RS PKU Muhamadiyah Bantul.ย Banyak di antara kami tidak kuasa lagi meneteskan airmata. Apalagi ketika melihat bayi laki-laki putra ke dua almarhumah, yang baru berusia tiga hari.
Almarhumah yang wafat insya Allah syahid dalam rangka melahirkan putra ke dua almarhumah. Meninggal dalam perjuangan yang dahsyat.
Setelah selesai dimandikan dan dikafani, akhirnya jenazah mbak Ika kami sholatkan di masjid Asy Syifa RS PKU Muhammadiyah Bantul. Ketika saya akan memimpin sholat jenazah, saya menyaksikan langsung, masjid Asy Syifa penuh dengan jamaah. Bahkan sampai tidak mampu menampung jamaah yang ingin ikut mensholatkan.
Selamat jalan menuju alam keabadian, wahai mbak Ika. Selamat menemui Allah SWT. Rabb-Mu yang sangat menyayangimu. Teladan dan kemuliaan akhlakmu semoga dapst diteladani oleh seluruh keluarga besar RS PKU Muhammadiyah Bantul. Dan semoga Allah SWT selalu menjaga suamimu dan kedua putramu. Juga semoga putra-putramu menjadi hamba-hamba yang sholeh yang sukses di dunia dan akhirat. Semoga kelak kalian dipertemukan kembali dalam surga firdaus. Aamiin.
(Omah Betawi Piyungan, Bantul, Muhammad Jamaludin Ahmad, Direktur SDI BINDATRA RSU PKU Muhammadiyah Bantul)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow