PKU Jogja Gamping Bahas Isu Layanan Kesehatan
SLEMAN – Satu Abad RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan 14 Tahun RS PKU Muhammadiyah Gamping, keduanya yang merupakan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang Kesehatan milik Muhammadiyah kembali mengepakkan sayapnya untuk terus berkontribusi terhadap kesehatan dan halal lifestyle.
Terlebih, Indonesia sebagai negara terpadat keempat di dunia yang secara demografis didominasi oleh umat Islam, menjadi pasar yang sangat potensial bagi industri halal dunia sekaligus berpotensi besar untuk menjadi pemain kunci yang diharapkan mampu menguasai pasar domestik maupun pasar dunia. Terbukti dengan realisasi investasi industri halal di Indonesia yang tertinggi di dunia, sehingga sektor pariwisata jadi sektor yang dapat menjadi lokomotif untuk menarik berkembangnya industri halal di Indonesia.
Masih dalam rangkaian Milad Satu Abad RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan 14 Tahun RS PKU Muhammadiyah Gamping, menggelar kegiatan ilmiah skala global, yaitu Konferensi Internasional di Hotel Alana, Sleman. Acara ini resmi dibuka pada Kamis (9/3) dengan dihadiri 200 peserta dari perwakilan rumah sakit negeri dan swasta, hingga perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Ketua panitia, Dr. Med. dr. Supriyatiningsih, Sp.OG, M.Kes. dalam laporannya menyampaikan bahwa Konferensi ini mengangkat tema: “Isu Terkini dan Peluang untuk Masa Depan Pelayanan Kesehatan yang Lebih Baik.” Dimana, tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas seluruh rumah sakit untuk dapat beradaptasi dengan kebijakan terkait kesehatan, khususnya dalam hal pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dan menyusun strategi untuk menghadapi tantangan ke depan.
Menurutnya, Kebijakan di bidang kesehatan sangat dinamis mengikuti perkembangan dalam memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan. Adanya jaminan sosial bagi rakyat telah banyak diterapkan di banyak negara, termasuk Indonesia, yang dalam hal ini adalah BPJS Kesehatan.
“Adanya Jaminan Sosial Kesehatan (JKN) tentunya berdampak pada keuangan, baik keuangan negara maupun keuangan rumah sakit yang memerlukan pengelolaan yang efektif. Dalam hal ini, BPJS Kesehatan selalu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan agar pelaksanaannya dapat seoptimal mungkin,” tutur Supriyatiningsih.
Namun, ia juga melihat jika dalam prakteknya, BPJS masih banyak memiliki permasalahan, terutama adanya perbedaan kualitas pelayanan dan kepuasan pasien antara pasien BPJS dengan pasien umum (pembiayaan swasta). Salah satu kebijakan yang akan diterapkan adalah penghapusan klasifikasi BPJS Kesehatan berdasarkan kelas dan diganti dengan standar/kelas tunggal atau disebut dengan standar kelas rawat inap (KRIS), yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang sama bagi seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Rencananya, kebijakan ini akan dilaksanakan secara penuh pada tahun 2024. Namun, saat ini diberikan waktu hingga 2023 untuk dilakukan secara bertahap dan beberapa rumah sakit sudah dipilih sebagai tempat uji coba.
“Oleh karena itu rumah sakit perlu memiliki strategi untuk dapat mengikuti dan melaksanakan program dan kebijakan dari BPJS Kesehatan secara efektif dan efisien dengan prinsip pengendalian mutu dan pengendalian biaya,” papar Supriyatiningsih.
Sementara itu, Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dr. Mohammad Komaruddin, Sp.A. menambahkan jika konferensi ini lebih lanjut membahas mengenai arah kebijakan Kementerian Kesehatan terkait standar kelas rawat inap rumah sakit atau KRIS.
“Dengan begitu, semua rumah sakit di Indonesia, terutama di lingkungan Muhammadiyah bisa mengantisipasi kebijakan tersebut yang akan berlaku tahun 2024,” jelasnya.
Kemudian, di hari kedua esok membahas tentang wisata kesehatan halal. Artinya, secara singkat memberikan pelayanan kesehatan dengan seluruh prosesnya secara halal dan sesuai dengan tuntunan agama Islam.
“Konferensi Internasional ini juga sebagai momentum spesial satu abad PKU Muhammadiyah. Jadi, kita harus memberikan kontribusi untuk seluruh amal usaha Muhammadiyah,” lanjutnya.
Konferensi Internasional RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping berlangsung selama dua hari, yaitu Kamis dan Jumat (9-10/2) di Hotel Alana, Ngaglik, Sleman, serta turut hadir para narasumber para ahli kesehatan dan wisata dari dalam dan luar negeri. Acara ini juga disertai dengan lomba poster dengan materi berupa kesehatan dan halal lifestyle, yang diharapkan dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan fokus dan mendukung pembangunan fasilitas kesehatan di Indonesia, sehingga mampu bersaing di tingkat global, seperti tema milad satu abad PKU, Lintasi Zaman Sehatkan Bangsa. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow