ads
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Punya Makam

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Punya Makam

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Kepadatan jumlah penduduk di perkotaan — khususnya di Kota Yogyakarta — cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini lantas menimbulkan banyak permasalahan. Salah satunya adalah semakin terbatasnya lahan pemakaman.

Melihat hal tersebut, dr H Ahmad Hidayat, Sp.OG, yang saat itu menjadi Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode 2008-2012 melontarkan gagasan. “Sebaiknya Muhammadiyah DIY atau Muhammadiyah pada umumnya memiliki makam khusus yang dikelola Muhammadiyah,” kata dr H Ahmad Hidayat, Sp.OG.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Gagasan itu dilatarbelakangi pemikiran beliau bahwa Muhammadiyah telah memiliki RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang sudah mendarah daging di tengah masyarakat dengan sebutan PKU. “Seandainya sejak awal seorang ibu yang mengandung memeriksakan kandungannya di PKU, melahirkan anaknya di PKU, imunisasi anaknya di PKU, keluarganya yang sakit periksa dan opname di PKU, kemudian atas takdir Allah SWT meninggal di PKU, tapi ketika dimakamkan tidak dimakamkan di makam PKU atau Muhammadiyah karena PKU atau Muhammadiyah belum memiliki makam secara khusus,” kata dr H Ahmad Hidayat, Sp.OG waktu itu.

Untuk itulah lantas muncul gagasan perlunya Muhammadiyah memiliki makam sendiri yang beraturan dan tidak berdesak-desakan serta tidak terkesan seram.

 Perjalanan awal mewujudkan impian PKU mempunyai makam sendiri dengan terlebih dahulu mendirikan pelayanan rukti jenazah “Husnul Khotimah” pada 10 November 2010. Kemudian secara formal diresmikan oleh dr H Ahmad Hidayat, Sp.OG selaku Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada saat  Milad ke-88 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada 15 Februari 2011 bertempat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Gamping, Sleman.

Dua tahun kemudian, pada tahun 2013 setelah kegiatan pelayanan rukti jenazah “Husnul Khotimah” berjalan baik, muncul kembali gagasan dr H Ahmad Hidayat, Sp.OG untuk segera merealisasikan tanah makam Muhammadiyah dengan membentuk panitia pengadaan tanah makam Muhammadiyah yang diketuai Drs H Kemat HS masa jabatan 1 Maret 2013-31 Desember 2014.

Sebelum masa jabatan berakhir, Drs H Kemat HS meninggal dunia dan estafeta kepemimpinan diteruskan Drs H Hamdan Hambali, yang saat itu menjadi Ketua II.

Kerja keras panitia pengadaan tanah makam Muhammadiyah — tanpa merasa lelah selama berbulan-bulan — mencari tanah makam di daerah Bantul, Sleman dan Kulonprogo dengan segala dinamika problem yang dihadapi.

Akhirnya, atas perkenan Allah SWT membuahkan hasil, yaitu mendapatkan tanah makam seluas 1 hektare di daerah Kulonprogo. Tepatnya di Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo. Yang pada Ahad (11/4/2021) diresmikan oleh dr Agus Taufiqurrahman, Sp.S, M.Kes dari PP Muhammadiyah.

Banyak kenangan ketika panitia pengadaan tanah makam mencari lokasi yang tepat untuk makam Muhammadiyah. Ternyata, tidak mudah mencari tanah yang diperuntukkan untuk makam. Ada pemilik tanah yang membolehkan untuk makam, tapi lingkungan masyarakatnya tidak membolehkan. Demikian pula sebaliknya, masyarakat membolehkan tapi pemilik tanah melarang untuk makam. Di sisi lain ada juga pemilik tanah dan masyarakat membolehkan untuk makam, akan tetapi tanahnya di daerah dataran tinggi sehingga diperkirakan akan banyak masalah teknis kalau dibuat makam.

Ketika panitia pengadaan tanah makam telah berhasil memperoleh tanah makam yang representatif seperti sekarang ini, sebenarnya kepanitiaan sudah selesai mengemban amanah.

Selanjutnya, Hamdan Hambali dan Prawoto mewakili panitia menemui Dirut RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang saat itu dipimpin dr H Joko Murdiyanto, Sp.An.

Dalam pertemuan itu disampaikan bahwa tugas kepanitiaan pengadaan tanah makam sudah selesai. Selanjutnya, sebagai bentuk pertanggungjawaban, panitia menyerahkan kembali kepada RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan memberikan sertifikat tanah makam.

Saat itu, dr H Joko Murdiyanto, Sp.An menerima pengembalian amanah tersebut. Tapi kemudian beliau meminta kembali kepanitiaan untuk mengemban amanah berikutnya, yaitu dengan mengubah panitia pengadaan tanah makam menjadi panitia pembangunan tanah makam Muhammadiyah.

Didasari rasa tanggung jawab untuk dapat segera mewujudkan tanah makam Muhammadiyah, Hamdan Hambali dan Prawoto lantas menerima amanah tersebut.

Hal yang patut disyukuri saat Hamdan Hambali menjadi ketua panitia pembangunan tanah makam Muhammadiyah, beliau juga menjadi Direktur BRI dan SDI sehingga secara langsung mempermudah untuk mengadakan koordinasi dengan seluruh panitia.

Meski telah berhasil memulai pembangunan tanah makam, tapi pembangunan tanah makam sempat terhenti beberapa waktu lamanya karena Hamdan Hambali harus meletakkan jabatan sebagai Direktur BRI dan SDI karena habis masa jabatannya. Akan tetapi jabatan sebagai ketua panitia pembangunan tanah makam Muhammadiyah masih melekat pada beliau meski di luar manajemen rumah sakit.

Akhirnya, melalui Ketua Pengurus Pelayanan Rukti Jenazah Husnul Khotimah, kemudian mengirim surat permohonan kepada Ketua BPH Prof H Zamroni berupa usulan pengurus pelayanan Husnul Khotimah yang baru dengan menggabungkan dua divisi, yaitu Divisi Pelayanan Rukti Jenazah Husnul Khotimah dan Pembangunan Makam.

Adapun sebagai Ketua Pelayanan Husnul Khotimah H Budi Setiawan, ST dan Ketua Divisi Pelayanan Rukti Jenazah Umar Said Prawoto, S.Ag serta Ketua Divisi Pembangunan Tanah Makam Drs H Hamdan Hambali.

Alhamdulillaah, usulan itu mendapat persetujuan BPH. Selanjutnya, perjalanan dua divisi itu berkembang pesat karena secara organisatoris berada di bawah pengurus BPH RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta-Gamping.

Dalam periode kepengurusan BPH yang baru — periode era kepemimpinan dr H Agus Taufiqurrahman, Sp.S, M.Kes — Hamdan Hambali masuk dalam jajaran pengurus BPH. Hal ini memberikan angin baru bagi kelanjutan proses pembangunan tanah makam Muhammadiyah. Sehingga dengan langkah pelan tapi pasti, tahapan-tahapan pembangunan tanah makam Husnul Khotimah Muhammadiyah berjalan dengan baik.

Dimulai sejak 2018 sebagai tahap pertama, disusul tahap berikutnya hingga tahap VI pembangunan tanah makam, berhasil penyiapkan lahan yang terdiri dari 2 blok tanah makam yang siap untuk dimanfaatkan demi kemaslahatan umat.

Setelah diresmikan pada Ahad (11/4/2021), diharapkan perkembangan pembangunan selanjutnya dapat berjalan dengan lancar sampai tanah makam Husnul Khotimah Muhammadiyah ini selesai keseluruhannya.

“Harapan, saran, usulan serta sumbangsih dalam bentuk apapun akan kami terima untuk penyempurnaan pembangunan ataupun pengelolaan makam ini selanjutnya,” kata Prawoto. (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait